Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

ENGKAU PENUNJUK HIDUPKU



Takkan ada lelah dalam langkah-langkah sang pemburu amanah, selalu mengejar tanpa ada keluh kesah, menuju arah sang surya, mentari bersinar dengan cahaya yang terang, daun-daun yang riang dengan datangnya sang hujan, terasa hidup seperti bayi, yang lahir dengan kesucian tanpa noda.


Hari yang penuh cobaan, tidak ada rasa yang lebih menyakitkan, ketika aku harus melihat sesamaku teraniaya, menghadapi terjalnya jalan kehidupan, tetapi keyakinan terus berkobar melenyapkan segala rintangan.
Bukanlah sebuah cobaan, namun memang jalan cerita yang harus aku jalani karena sebab yang telah aku ciptakan. Sebuah peristiwa ketika aku harus terlambat untuk masuk ke kelas mata kuliah statistika, yang kebetulan hari itu adalah hari dimana aku harus mengikuti Ujian Tengah Semester.

“Tak..tak..tak…“ (Bunyi sepatuku menjadi terdengar keras sekali ketika memasuki ruangan kelas sunyi karena teman-teman sudah mulai mengerjakan soal)
Kakiku terus berjalan sedikit gemetaran menuju meja dosen, dengan memelas. “Pak, maaf saya terlambat.” Tanpa basa-basi lagi dosenku menjawab, “Kamu tidak bisa mengikuti Ujuan, silahkan kamu mengikutinya bersama kelas lain.” Sedikit ketus tanpa memandangku dosenku berkata demikian, menandakan bahwa aku harus keluar kelas, karena aku tidak diterima di kelas.
Dengan perasaan berat meninggalkan kelas karena aku ingin mengikuti ujian, namun aku harus menghormati keputusan yang dibuat oleh dosenku. Bukan sebuah masalah serius, karena aku telah diberikannya kesempatan untuk mengikuti ujian meskipun bersama kelas lain. Aku mengambil sisi positif dari kejadian ini, karena aku terlambat dan tidak diizinkan mengikuti ujian sekarang, aku jadi punya waktu untuk belajar kembali menyiapkan materi dan mempertajam ingatan tentang yang akan di ujikan nanti siang pada pukul 10.40.


Kutengok jam tanganku yang setia melekat kemanapun aku pergi, untuk membantuku menunjukkan tentang waktu yang terus berjalan. Jarum kecil dalam jam tangan menunjukkan pukul 07.30, kudapati ponselku berdering, berisi pesan singkat dari teman oganisasi untuk mengingatkan bahwa aku harus mengikuti rapat persiapan acara yang akan dilaksanakan satu minggu yang akan datang. “baik, aku datang, inilah sisi positif lainnya karena keterlambatanku pagi ini.” (dalam hati aku bergumam).

Berjalan aku menuju lokasi tempat teman-temanku berkumpul untuk berdiskusi persiapan kegiatan yag akan dilaksanakan. Pikiranku melayang jauh menerawang bunga-bunga dengan warna merah jambu di taman kampus,betapa indah alam ini, jagad raya yang luas beserta isinya, aku hanyalah makhluk kerdil yang kecil segalanya. Ku selalu bersujud tengah malam pedihnya mata tersiram air hangat rasanya ketika sayub-sayub angin malam menerpa jiwa ini, hening tak bersuara, sunyi bagaikan di tengah gelapnya sang malam, hanyalah malaikat-malaikat yang selalu menemani dalam kesendirian, senandung deretan al-qur’an mengalir dalam roh-roh yang tengah asyik bersenda gurau dalam dunia mimpi, ku buka, ku renungi, ku pandangi, ku hayati isi dan makna di setiap baris-baris huruf arab yang di gunakan sebagai bahasa surga.
Aku terus bejalan dalam lamunan, hingga tak tersadar ketika aku dihadang oleh temanku, “Herman, sepertinya buru-buru sekali, mau kemana?” teman dari jurusan lain menyapaku. “Aku mau rapat bersama teman-teman organisasiku, Asslamu’alaikum kawan..” sambil tersenyum aku melambaikan tangan. “waalaikumsalam”.
Aku pun melanjutkan jalanku, jalan untuk menuju lokasi teman-teman organisasiku berkumpul. Langkah kaki yang selama ini selalu berusaha membawaku ke jalan kemaksiatan, namun aku selalu berusaha untuk berjalan memakai hati nuraniku. Hati nurani yang akan selalu aku penuhi dengan kalimat-kalimat akupun sampai di lokasi rapat, sesekali aku mengemukakan pendapat dengan tetap menenteng buku statistika.

Rapatpun usai tepat pukul 10.00, ada sisa waktu 40 menit untuk bisa mengikuti Ujian Statstika, aku duduk di teras kelas yang akan digunakan ujian statistika nanti pada pukul 10.40. aku terus belajar dengan sesekali melamun, melamun yang membuatku semakin memahami akan kehidupan yang singkat ini. Dengan penghayatan dan pemahaman yang selalu aku guakan untuk mnemukan kehidupan. Kehidupan yang banyak dihuni oleh badut. Badut yang berwajah tirus dengan make up menutup wajah, wajah hitam yang tertutup putih bedak tebal. Meski mata menangis tapi bibir tersenyum untuk menghibur orang-orang. Kehidupan yang seperti badut, penuh kemunafikan dan naif.

***********

Pukul 10.35 aku melihat sosok yang sering aku lihat, seseorang yang sudah tidak asing lagi, berambut putih karena telah banyak ditumbuhi uban yang mulai memberontak karena usia. Sepatu yang selalu nampak seperti disemir dengan memakai obat semir satu botol sekaligus. Beserta tas hitam dengan merk yang tidak terlalu mewah namun juga tidak terlalu murahan, di tentang dengan tangan kanan. Tidak salah lagi, itulah dosen mata kuliah statistika yang siap memberikan ujian.

Ku tunjukan kemampuan dengan batas waktu yang telah di tentukan, aku telah menyelesaikan soal-soal paling awal dari 55 mahasiswa yang ada di dalam kelas tersebut. Sempurna bukan lagi masalah jika di usir dari kelas, tapi itu adalah kebaikan bagi ku, semua yang terjadi akan terasa ringan ketika dihadapi dengan kesabaran dan ketenangan. Meski tidak berlari namun berjalan, setidaknya itu pasti. Aku sadar ketika aku harus menjadikan masalah itu sebagai batu loncatan tuk mencapai kesuksesan. Kejadian hari ini, mengingatkan aku pada salah satu hadist yang berbunyi:
Barangsiapa mengenal Allah ia akan jaya.Barangsiapa memuliakan agamanya ia akan selamat dari kehinaan dan bahaya,barang siapa zuhud didunia pasti ia akan melihat balasan Allah yg mulia” (Imam Asy-Syafi'i:Ulama).

            Hatiku terasa lega ,kini ku bernapas lega,terimakasi ya Allah emgkau telah berikan jalan, telah kau bukakan pintu menuju kemudahan,ku yakin tiada yang tidak mungkin dengan kuasamu. Engkau lahirkan setiap hal dengan dua sisi yang berbeda, dan penyelesaian yang tanpa diduga-duga.

Ku tak ingin menjadi seorang pecundang,yang selalu lari dari kenyataan, karena kesanggupan mengubah paradigma hidup yang menyiksa menjadi sesuatu yang nikmat, biar semua orang tahu bahwasannya tak harus menyesal, memutuskan asa yang berkobar, tapi dengan berbekal surat cinta dari allah SWT yang di sampaikan oleh tauladan kita nabi besar Muhammad SAW kepada umatnya ini kan selalu menyejukkan hati-hati yang tengah terbelenggu penyakit, penyakit yang mematikan bagi diri sendiri maupun orang lain (penyakit hati dan jiwa).
Langkah pagi yang aku terasa berat dan terbata-bata, kini aku melangkah pulang dengan hati lega dan langkah kaki yang ringan, tanpa beban pikiran untuk sejenak, dan melanjutkan kembali untuk hari esok. Setiap cerita dalam kehidupan manusia akan selalu ada kesinambungan antara harapan dan kenyataan, karena itulah hidup. Tanpa hal itu, maka hidup dan jiwa akan mati.

BIODATA PENULIS
NAMA            :Wawan Budiyanto
NIM                :101014028
FAKULTAS   :Fakultas Ilmu Pendidikan
JURUSAN      :Bimbingan dan Konseling
ANGKATAN :2010 A
TTL                 :Tulang Bawang, 22-04-1992
E-MAIL          :wawanbudiyanto93@yahoo.com